Text
TA-ANALISIS SIFAT DIFUSI ALGORITMA RC5, TEA, VEA, DAN CFN DENGAN MENGGUNAKAN AVALANCHE WEIGHT DISTRIBUTION CRITERION (AWD) DAN AVALANCHE CRITERION (AC)
Konsep difusi yang pertama kali diperkenalkan oleh Shannon pada tahun 1949 merupakan salah satu prinsip kriptografi yang penting dan saat ini digunakan sebagai dasar dalam menentukan kekuatan kriptografi suatu algoritma simetrik, termasuk di dalamnya block cipher. Algoritma yang memiliki sifat difusi yang baik diharapkan dapat tahan terhadap berbagai serangan kriptanalisis. Saat ini terdapat berbagai macam kriteria yang dapat digunakan untuk mengetahui sifat difusi dari algoritma block cipher, salah satunya adalah Avalanche Weight Distribution Criterion (AWD) yang diperkenalkan pada tahun 1999 oleh E. Aras dan Avalanche Criterion (AC) yang diperkenalkan pada tahun 1973 oleh Feistel. Pada penelitian Tugas Akhir ini, AWD dan AC digunakan untuk mengetahui sifat difusi pada algoritma RC5, Tiny Encryption Algorithm (TEA), Vast Encryption Algorithm (VEA) yang didesain pada tahun 2008 oleh Kholif Faiz Ma‰Ûªruf, dan Cipher Feistel Network (CFN) yang didesain pada tahun 2010 oleh I Made Mustika. Berdasarkan analisis hasil uji AC dan AWD masing-masing algoritma diperoleh hasil bahwa algoritma RC5 mencapai sifat difusi yang baik sejak round keempat, algoritma TEA mencapai sifat difusi yang baik sejak cycle kelima (satu cycle terdiri dari dua round), algoritma VEA mencapai sifat difusi yang baik sejak cycle kesepuluh, dan algoritma CFN mencapai sifat difusi yang baik sejak cycle ketujuh.
No other version available