Text
Rancang bangun remote penetration testing menggunakan bot Telegram
Maraknya penggunaan website dan aplikasi web menjadikannya sebagai sasaran utama dari serangan siber. Salah satu cara untuk meningkatkan keamanan adalah dengan melakukan uji penetrasi. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan sudut pandang penyerang untuk mengetahui kerentanan pada suatu website maupun aplikasi web lalu mengeksploitasi kerentanan tersebut. Hasil dari uji penetrasi nantinya dapat digunakan sebagai rekomendasi untuk menutup celah yang telah diketahui melalui pengujian. Karena uji penetrasi membutuhkan sumber daya khusus seperti tools beserta sistem operasinya, maka dibutuhkan solusi untuk membuat uji penetrasi dapat dilakukan dengan sumber daya yang rendah. Bot Telegram yang bersifat open souce menawarkan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dengan menggunakan metode pendekanan SDLC waterfall, bot ini dibangun untuk menyediakan layanan uji penetrasi dengan cara menghubungkan server Kali Linux sebagai penyedia tools dan bot Telegram sebagai interface kepada pengguna. Hasilnya pengguna dapat mengakses tools uji penetrasi dimanapun dan kapanpun melalui bot Telegram. Untuk memastikan bahwa bot dapat berjalan dengan baik, maka dilakukan pengujian melalui black box testing dan load test. Sebagai bentuk validasi penelitian, mahasiswa Poltek SSN (Politeknik Siber dan Sandi Negara) dilibatkan sebagai responden pengunaan bot. Hal ini dikarenakan PoltekSSN merupakan perguruan tinggi kedinasan yang memiliki tujuan untuk membentuk sumber daya manusia di bidang keamanan siber. Dengan begitu bot Telegram ini diharapkan tidak hanya digunakan sebagai pengujian keamanan, tapi juga dapat digunakan untuk kebutuhan pembelajaran. --
The widespread use of websites and web applications makes them the main target of cyber attacks. One way to increase security is to perform a penetration test. This test is carried out using the attacker's point of view to find out vulnerabilities on a website or web application and then exploit these vulnerabilities. The results of the penetration test can later be used as recommendations to close the gaps that have been known through testing. Because penetration testing requires special resources such as tools and operating systems, a solution is needed to make penetration testing possible with low resources. Telegram bots that are open source offer a solution to overcome these problems. Using the SDLC waterfall approach, this bot was built to provide penetration testing services by connecting the Kali Linux server as a tools provider and the Telegram bot as an interface to users. As a result, users can access penetration testing tools anywhere and anytime via the Telegram bot. To ensure that the bot can run well, testing is carried out through black box testing and load testing. As a form of research validation, PoltekSSN students (Politeknik Siber dan Sandi Negara) were involved as respondents using bots. This is because PoltekSSN is an official university that has the aim of forming human resources in the field of cyber security. In this way, the Telegram bot is expected not only to be used as a security test, but also to be used for learning needs.
No copy data
No other version available