Text
Implementasi Autentikasi Dua Faktor dan Transmisi Terenkripsi pada Line Following-AGV untuk Mengatasi Serangan Clonning RFID, Spoofing Attack, dan Eavesdropping
Abstrak: Perkembangan dunia robotik, khususnya pada pengoperasian sistem robotik, memiliki perkembangan yang signifikan karena dipengaruhi perkembangan teknologi digital. Hal ini menjadi suatu keuntungan yang dapat memberikan kemudahan bagi manusia dalam mengerjakan suatu hal. Di samping itu, juga terdapat kerawanan dan kerentanan terkait keamanan informasi dan data digital. Hal ini berlaku di semua bidang atau aspek manusia, termasuk pada bidang industri dan pergudangan. Penggunaan Automated Guided Vehicle (AGV) merupakan salah satu implementasi sistem robotik pada bidang industri dan pergudangan. AGV pada industri dan pergudangan juga memiliki suatu kerentanan dan kerawanan, terutama dalam pemberian akses yang sah dan keamanan instruksi robotik, berupa serangan eavesdropping. Hak akses yang sah bertujuan agar pengoperasian hanya dilakukan oleh pihak-pihak yang berotoritas sehingga tidak menimbulkan suatu kerugian dalam industri ataupun pergudangan. Keamanan instruksi robotik bertujuan agar instruksi kerja robotik dapat terjaga keamanannya, sehingga kinerja sistem robotik dapat berjalan dengan baik.
Oleh karena itu, hendak diterapkan autentikasi sebagai teknik pemberian hak akses pengguna. Metode autentikasi yang akan digunakan adalah autentikasi dua faktor. Faktor autentikasi yang digunakan adalah faktor something you are dengan biometrik sidik jari dan faktor something you have dengan smartcard berbasis kartu RFID. Keamanan instruksi robotik akan diterapkan algoritma kriptografi AES. Pesan berupa instruksi yang akan digunakan untuk kerja robot ditransmisikan secara terenkripsi menggunakan algoritma AES kepada AGV.
Dengan penerapan skema tersebut dapat mengatasi akses yang tidak berhak melalui serangan autentikasi berupa serangan clonning attack dan spoofing attack dan mengatasi ketidakamanan instruksi melalui serangan eavesdropping. Dalam mengatasi serangan spoofing sidik jari, pencocokan sidik jari dilakukan pada threshold 4.0 yang dipilih di antara threshold 1.0 hingga 7.0 dikarenakan pada threshold tersebut memiliki akurasi pencocokan sidik jari yang paling tinggi di antara 6 threshold lainnya. Algoritma AES CBC 256 bekerja pada dua bagian yaitu enkripsi gambar sidik jari dan enkripsi data instruksi. Pada enkripsi data sidik jari, AES CBC 256 bekerja dalam waktu 10,41 milisekon untuk mengenkripsi data berupa gambar sidik jari dengan ukuran rata-rata 34,72 Kilobyte. Pada enkripsi data insturksi, AES CBC 256 bekerja dalam waktu 0,673 milisekon untuk mengekripsi data instruksi dengan ukuran 0,02 Kilobyte.
No copy data
No other version available